Posts

Showing posts from 2014

Surat Imajiner Pemilik Hati

Image
Tulisan ini aku awali dengan kata “maaf”. Maaf , karena dulu aku pernah memasuki kehidupanmu tanpa izin. Pemilik hati dari salah satu sosok hebat sepertimu yang seharusnya tidak boleh aku singgahi. Setidaknya bagiku, dirimu adalah cerminan dari seseorang yang telah melewati fase diantara masa romansa remajanya menuju  kedewasaan. Dan apa kiranya maksudku menulis memoar seperti ini? Bukan sikap penyesalan bagiku, atau bentuk permohonan agar kita merasakan kembali masa-masa kita bersama. Ini hanyalah caraku untuk menenangkan hati, yang selama ini belum bisa sepenuhnya lepas dari pengharapan selain-Nya. Tidak perlu kamu membalasnya, karena aku tidak menuntut jawaban darimu. Aku hanya perlu memastikan tulisan ini sampai kepadamu, terlebih jika sempat membacanya. Karena satu hal itu yang membuatku kembali tenang.. Aku tahu bahwa dari setiap orang yang kita jumpai, Tuhan akan mengajarkan kepada kita satu pelajaran hidup. Tidak peduli siapapun itu. Entah dari pemulung di pinggir jala

Tangan Tuhan Dibalik Tulisan

Image
         Sampai saat ini, kita selalu mengingat istilah Tangan Tuhan identik dengan sebuah gol Maradona yang dilakukan menggunakan tangannya, entah itu karena kesengajaan atau tidak. Lalu, mengapa disebut Tangan Tuhan ? Dalam prosesnya, Tuhan memang sengaja ‘menyamarkan’ pandangan seorang pengadil lapangan sebagai sebuah bentuk pertolongan-Nya, sehingga akhirnya pleluit dibunyikan dan gol tersebut disahkan. Terlepas dari kontroversi pro-kontra kejadian Maradona, Tangan Tuhan dianggap sebagai x-factor dalam kehidupan kita sehari-hari. Ya, diluar batas nalar kita, Tuhan hadir memudahkan dan memberi jalan dalam setiap urusan.             Kali ini yang menjadi Tangan Tuhan saya adalah lewat tulisan sebelumnya, ‘ Sebungkus Nasi Rames Yang Mengantarku Ke UGM ‘. Haru, sekaligus bangga karena sebenarnya berawal dari niat berbagi pengalaman, namun bisa menginspirasi lebih dari 2,000 pasang mata yang membacanya. Menurut saya, rating pembaca yang tinggi pada sebuah tulisan hanyalah bonus,

Sebungkus Nasi Rames Yang Mengantarku ke UGM

Image
Andi Sujadmiko, dari nama belakangnya mungkin banyak yang sudah menebak kalau saya ini orang Jawa tulen yang hidupnya ndeso. Ya, memang benar adanya. Saya adalah anak pertama dari tiga bersaudara, dan alhamdulillah dikaruniai sepasang orangtua hebat yang berprofesi sebagai petani. Kehidupan sederhana, dan serba pas-pasan saya jalani setiap hari dan selalu disyukuri. Namun pada akhirnya membawa saya di titik kesadaran. Dalam hati seringkali saya berkata, “Ndi, kamu itu anak pertama. Harus bisa jadi teladan untuk adek-adekmu. Harus bisa mengubah keadaan keluargamu, mengangkat derajat orangtuamu. Kamu harus sukses. Harus!”. Saya selalu teringat quote Bill Gates: “If you born poor, it’s not your mistake. But if you die poor, it’s your mistake!”. So, korelasinya; orang sukses = berwawasan luas = berpendidikan tinggi = kuliah. Ya, itulah salah satu proses yang harus saya lalui untuk menapaki tangga kesuksesan dan mengangkat derajat orangtua. Tapi bagaimana dengan biaya kuliah yang tin