Posts

Showing posts from August, 2015

Gowes Merdeka: Menjelajah Kebun Teh Nglinggo, Puncak Wedosari, dan Gunung Kukusan

Image
Apa yang ada di benak pelajar Indonesia ketika mendengar tanggal 17 Agustus? Ada yang menjawab hari kemerdekaan NKRI, lomba pitulasan balap karung maupun panjat pinang, dan mayoritas pasti akan merespon dengan nada kurang semangat: upacara bendera! Bagaimana kurang greget, karena sedari pagi sampai menjelang siang mereka harus pasrah menahan terik matahari, demi menunggu detik-detik proklamasi kemerdekaan Indonesia. Coba kalau adek-adek kita ini mau dan mampu memahami, betapa dulu semangat dan gregetnya para pahlawan kita memperjuangkan kemerdekaan tanah air. Ya, andai mereka sebentar saja membayangkan ada di masa-masa itu. Maka dari itu, tak masalah jika harus melaksanakan amanat ibu guru untuk ikut upacara bendera dan berlatih menjadi manusia super sabar, karena harus tahan mengeluh dan bertetesan peluh. Lalu, bagaimana dengan nasib kami-kami bergelar mahasiswa, pegawai kantoran, dan masyarakat selo yang hobby nenteng sepeda kemanapun berada? Jangan salah, kami juga melaksanak

Satu Per Satu

Image
"Mendaki tangga Puncak Kukusan, Magelang. Masih dengan helm dan safety sepeda, karena untuk menuju tempat ini saya harus gowes 50 kilometer jauhnya dari pusat Kota Yogyakarta. Perjuangan." Mendaki satu per satu tangga, hingga sampai ke atas Kadang, kita sudah takut ketika melihat tingginya puncak, mengira-ira jauhnya jarak yang akan ditempuh Sungguh, suatu ketakutan yang kita ciptakan sendiri, padahal belum juga mencoba menapaki satu langkah Apa yang sebenarnya dibutuhkan, hanya akan kita temui di dalam hati Suatu keyakinan bahwa kita bisa, karena terus berusaha Nikmati saja prosesnya, karena membayangkan jauhnya medan hanya membuat kita merasa kecil Jalani saja alurnya, karena indahnya hidup akan kita temui di sela-sela perjalanan menuju ke atas Wahai mimpi yang masih di puncak, sebentar lagi langkah ini akan menjemputmu Dengan sujud Subuh dan lantunan ayat cinta-Nya, akan menjadi muara semangat di setiap pagi Dengan doa restu Ibu dan kerja ker

Bergeraklah, Karena Diam Itu Mematikan

Image
Masing-masing telah menyadari bahwa setiap pencapaian pasti melalui prosesnya. Kita sama-sama bergerak, meninggalkan diam yang dianggap emas, namun sebenarnya dalam diam hanya akan mematikan langkah. Karena tidak selamanya dunia memperlakukan sikapnya yang sama dengan hari ini, atau bahkan detik ini. Adapun akhirat juga selalu menanti kedatangan kita, dengan jalan malaikat-Nya menjemput nyawa, kapan saja. Siapkah hanya berbekal seadanya? “ Bukan kesulitan yang membuat kita takut, tapi ketakutan yang membuat kita sulit. Karena itu, jangan pernah mencoba menyerah, dan jangan menyerah untuk mencoba. Jangan katakan pada Allah aku mempunyai masalah yang besar, tapi katakan pada masalah bahwa aku punya Allah Yang Maha Besar .” – Ali bin Abi Thalib Untuk setiap mimpi yang kian meredup, sadarilah bahwa kita hanya perlu untuk berpindah. Menghidupkan mimpi itu ke dalam lingkungan yang lebih membangun, bersama mereka yang selalu mempunyai cahaya harapan akan kebahagiaan esok pagi. Untuk

Refleksi 365 Hari: Tetaplah Bertahan, Menjadi Mahasiswa

Image
Dua semester terlewati. Setahun yang lalu, siapa yang membuat keputusan untuk berkuliah di kampus ini? 365 hari yang terlampaui, suara hati mana yang berseru untuk memilih jurusan ini? Bukannya sudah tak ada lagi campur tangan -bahkan sekedar usulan-, orangtua tak terlibat untuk urusan ini. Karena kebanyakan dari mereka belum pernah sekalipun mengenyam pendidikan sarjana, mana berani mengusulkan perguruan tinggi asal-asalan untuk anaknya. Mereka mempercayai pilihan buah hatinya, lalu dibebaskannya untuk menentukan jalan masa depan yang akan dituju. Kita yang memilih, kita juga yang harus bertanggungjawab. Demi pengorbanan keringat ayah ibu untuk membuat anaknya kelak menjadi dokter, arsitek, engineer .. berjanjilah untuk membuat senyum mereka tetap mengembang.  Mungkin ada sedikit dari kita, para mahasiswa berumur setahun yang akhirnya menyadari bahwa selama ini salah jalan. Sebenarnya kita hanya perlu menengok sejenak kebelakang. Untuk sampai sejauh ini, sudah berpeluh-peluh keri