Posts

Showing posts from 2017

Bicara Jodoh: Merayu Sang Pemilik Hati

Image
Kita sepakat bahwa pekerjaan yang paling membosankan bagi siapapun di dunia ini adalah menunggu. Namun tidak dengan menunggu sesuatu yang satu ini. Menunggu jodoh. Kita kadang merasakan rindu yang tiba-tiba berdesir pada seseorang, memikirkan apakah kelak akan berjumpa dengannya, mendoakan satu nama di sepertiga malam, kapan, dan dimana akhirnya dua hati ini bertemu dalam koridor yang Allah ridhoi hubungan didalamnya: menikah. Justru karena saking penasarannya, kita jadi semangat sekaligus berhati-hati untuk mempersiapkan segalanya agar perjumpaannya nanti menimbulkan berkah, bukan fitnah.  Kalau di sekuel tulisan #BicaraJodoh sebelumnya saya menyarankan bagi yang masih berpacaran untuk putus, lalu gimana dong bagi yang sudah putus tapi perasaannya masih tertinggal di hati? Ini berlaku juga bagi yang pernah nembak ngajak pacaran atau nikah, tapi ditolak dan.. rasa sayangnya masih ada. Coba kita tanya ke diri sendiri. Rasa cinta itu siapa yang memberi? Tentu.. Sang Maha Cinta: Alla

Pulang

Image
Sejak Februari tahun 2017 ini, pulang adalah hal yang berharga bagi saya. Beban SKS yang mengharuskan saya magang di dua perusahaan diantara dua pulau berbeda dalam 6 bulan, kemudian akan disambung lagi KKN PPM UGM yang entah dapat plotingan di daerah mana, menjadikan rindu orang-orang rumah semakin membuncah. Sebenarnya sebelum ini pun, saya pernah hidup satu tahun di luar kota, jauh dari keluarga meski dengan sebab yang sama. Di Bogor kala itu, empat tahun lalu. Setidaknya, untuk kedua kali.. rindu itu telah terlatih dengan jarak. Maka kepulangan adalah satu hal yang ditunggu-tunggu. Jarang bertemu, namun sering telpon, dan dekat di doa. Saya nggak akan lagi mengatakan dekat di hati, apalagi menyimpannya di kalbu. Karena sifat hati itu bolak-balik. Semudah Dia membalikkan perasaanku padamu waktu itu, empat tahun lalu sebelum berganti nominal tahun masehi. Saya belajar tegar, karena itulah balasan setimpal jika menggantungkan harapan selain-Nya. Galau Rindu Rumah @Sangatta,

Cerita Hijrah: Ketika Diuji dengan Kepopuleran

Image
Saya mahasiswa aktif semester 7 di Universitas Gadjah Mada, yang sebentar lagi akan mengambil KKN PPM (Kuliah Kerja Nyata – Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat). Saya masih ingat awal-awal ketika menjadi maba di Kampus Bulaksumur ini. Berawal dari tulisan yang ngehits pada jamannya, yaitu “Sebungkus Nasi Rames yang Mengantarku ke UGM” lalu beberapa orang terdekat meminta saya sharing pengalaman, motivasi, ke acara-acara yang notabene banyak pelajar SMA/SMK. Disaat yang sama, saya juga mulai mau belajar ngaji di pondok sampai Rumah Tahfidz. Dan disaat itulah Allah kasih ujian.. Majalah Swara Cinta, Dompet Dhuafa   Ya. Saya masuk majalah. Nggak tanggung-tanggung, majalah nasional yang dikelola khusus oleh Dompet Dhuafa. Mulai deh setelah itu karena saking bangganya, lalu upload di semua social media dengan caption yang intinya, meninggikan diri sendiri. Kalau inget ini malu. Karena diluar sana sebenarnya masih banyak mahasiswa yang lebih layak diteladani ketimbang saya.

Bicara Jodoh: Kekhawatiran itu Pekerjaan Syaitan, Prasangka Baik itu Petunjuk Allah

Image
“ Perjuangkanlah dia, sebelum diperjuangkan orang lain ..”. Kalimat barusan sering saya baca di beberapa meme tentang nikah muda, semangat menyegerakan halal, dan sejenisnya. Seakan-akan ingin menyampaikan bahwa jodoh itu layaknya meng- apply lamaran magang: first come, first serve . Jodoh itu bukan bicara siapa cepat, dia dapat. Kalau mengacu ke kalimat pertama paragraph ini, maka yang jadi jodoh adalah pacar pertamanya, dong? Cinta monyetnya, kan? Padahal sudah berapa banyak mantan yang dihasilkan dari pacaran monyet? Banyak. Untung saya nggak. Haha. Jadi saya nggak punya kekhawatiran, trauma yang berlebihan karena masa lalu, meski saya pernah belajar memahami karakter perempuan setelah mengenal seseorang. Alhamdulillah. Kekhawatiran itu pekerjaan syaitan. Jika kita cerna mentah-mentah memang benar, kalau nggak diperjuangkan si dia yang diidam-idamkan mana bisa jadi jodoh kita? Saya memahami persoalan sejuta umat ini dengan sederhana. Bolehlah calon jodoh kita diperjuangkan dul

Hijrah itu Mengundang Pertolongan Allah

Image
“ Assalamu’alaikum.. ” Ibarat nggak ketemu teman satu tahun lamanya, saya merasa bersalah kalau nggak menyapa duluan. Ya, blog ini hampir satu tahun nggak ada kabar sama sekali. Kalau sekedar nyapa teman saja, rasanya kurang afdhol tanpa berbincang ngalor-ngidul . Ada banyak cerita yang pingin saya share kepada teman-teman, dan semoga tetap bermanfaat. Kali ini saya mau sharing tentang bagian kecil kehidupan saya, tentang pertolongan-Nya yang saya rasakan perbedaannya. Perbedaan ketika saya masih jahiliyah dibandingkan saat saya mulai mengenal-Nya. *** Allah itu nggak bisa kita cari dengan meninggikan diri, tapi merendahkan dalam sujud, merendahkan melalui doa kita. Berdoa itu sebenarnya ada dua tujuan: mengakui kelemahan kita & mengagungkan keagungan Allah. Berdoa aslinya bukan memberi tahu Allah hajat kita. Lha, Allah itu Maha Tahu je . Maka ketika kita berdoa, adalah saat yang tepat untuk bermesraan dengan-Nya. Semakin kita mengingat nikmat-Nya, semakin kita merasa ngg