Rumah Kedua dan Semaian Mimpi 30 Juz
Apa yang kiranya aku sebut ‘Rumah Kedua’? Bagiku, yang hanya menumpang rumah orangtua sejatinya memang tidak punya rumah. Aku terlahir tanpa bekal, karena tugasku justru harus mengumpulkan bekal untuk kembali ke rumah asli manusia, yaitu surga. Tapi ayah dan bunda mengizinkanku untuk tinggal disini, setidaknya sampai dekade kedua. Karena selama atau setelah melalui masa berkepala dua, aku harus membangun rumahku sendiri. Tentunya, untuk membersamai istriku nanti. Lalu apa yang kumaksud ‘Rumah Kedua’ itu, rumah yang kubangun dengan pasangan hidupku? Tentu bukan. Ada satu rumah yang menjadi tempatku berproses sebelum menjemput impian dan bidadari keduaku. Rumah itu, sebuah rumah peradaban, rumah perubahan, yang menjadi muara dari cita-cita luhur seorang muslim menjadi hafidz. InsyaAllah. “ Dan sesungguhnya, telah Kami mudahkan Al-Qur’an untuk diingat.. ” – QS. Al-Qalam: 17 Di rumah kedua, dengan segenap mimpi yang ingin aku bangun disini. Mimpi yang mendekatkanku pada-Nya,...