Surga Yang Diturunkan Ketika di Dunia

Sudah sebulan hampir berlalu.. setelah bermunajat dengan amalan-amalan, lantunan doa, dan dzikir di setiap petang, kini berganti dengan sebuah malam dalam kemenangan. Allah Maha Besar, sebagaimana kita menyerukan nama-Nya di sepanjang malam itu.. di seantero belahan bumi ini, yang menandakan kebesaran akan kuasa-Nya. Seakan menjadi syahdu, kerinduan akan Tuhan kian terasa begitu membuncah, seiring bertemunya jiwa-jiwa dalam muara rindu dari segala rindu. Sebagian menyebutnya, inilah secuil surga yang diturunkan semasa masih di dunia: naungan keluarga dalam kerinduan akan Tuhannya.

Setelah berkelana mencari bekal untuk keberlangsungan hidup, ada saatnya untuk pulang. Menumbuhkan lagi cinta yang terpisah jarak dan waktu, diantara jeda sekian lamanya untuk bertemu. Siapa lagi kiranya yang akan kita tuju? Adalah mereka, seribu wajah yang menyimpan harapan akan buah hatinya, sosok hebat yang senantiasa mengajarkan kita untuk menaklukkan dunia, layaknya tempaan Sultan Murad II pada Muhammad Al-Fatih dengan kemenangan Konstantinopel, kemenangan untuk agamanya dari kekuatan luar biasa atas kerinduan pada Muhammad SAW yang tak terelakkan. Pun begitu, ternyata kerinduan itu yang membuat kita mampu melangkahkan kaki sedemikian jauh. Sekarang, tibalah waktunya untuk memupuk kembali rindu itu, bersama mereka yang sejak kecil menemani perjalanan ini, mengenalkan pada muara rindu yang tak terbatas: Allah, beserta Rasul dan segala bukti kebesaran-Nya

Semakin lama, akhirnya kita temukan makna kerinduan sejati. Kita hanya berhak pulang selagi telah menemukan alasan kenapa mereka melepaskan kita dalam keadaan dan waktu yang demikian lama. Tidak lain karena satu hal: keluarga adalah satu-satunya muara rindu. Selamat berpulang, pergilah untuk datang kembali dalam keadaan yang lebih tangguh, dengan bekal bahan bakar yang semakin membara, yaitu rindu yang akan setia menemani dalam setiap langkah kehidupan. Selamat berpulang, jalin kembali tali pertautan rindu antar sesama untuk melapangkan hati. Karena hati adalah rumahnya rindu, dan hati yang lapang akan meluaskan kehidupan.. seluas surga yang dijanjikan-Nya.


Selamat lebaran, selamat menuai rindu karena sudah jarang pulang, dan selamat bersapa kembali untuk mensyukuri surga yang diturunkan ketika di dunia: keluarga dengan kerinduan atas kebesaran Tuhannya.

Andi Sujadmiko, dalam keheningan pagi Ramadhan ke-29 1436H.

Comments

  1. Mas andi subhanallah tulisannya life storynya :') terharu sekaligus terkagum saya mas. Perkenalkan saya maba sv Teknik pengelolaan perawatan alat berat 2015 mas. Nanti saya diajarin tentang segala sesuatu ya di UGM nanti :')

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, maba TPPAB UGM? Adik angkatan saya nih hehe. Boleh boleh, besok kontak saya kalo mau sharing :)

      Delete

Post a Comment

Pembaca yang cerdas tentu berkomentar dengan baik dan sopan. Terimakasih sudah mampir! :)

Popular posts from this blog

Bicara Jodoh: Merayu Sang Pemilik Hati

Sebungkus Nasi Rames Yang Mengantarku ke UGM

Kuliah Umum WikiNusantara 2019 bersama Ivan Lanin