Bicara Jodoh: Mengikhlaskan Masa Lalu dan Mendoakan Masa Depan

Jangan pernah sembarangan menitipkan perasaan kepada orang In (Insting), karena berbahaya. Hati mereka seperti perempuan, terlanjur setia dan sulit berpindah ke lain hati jika sudah menemukan seseorang yang membuat mereka nyaman. Jadi jangan main-main (lagi), kecuali jika kamu orang F (Feeling), atau S (Sensing) baik itu F/S-introvert dan F/S-ekstrovert (merujuk ke pola hubungan chemistry menurut STIFIn). Ini bukan perihal percaya atau tidak terhadap suatu konsep optimalisasi diri (STIFIn), karena sejatinya teori ini tidak sama seperti ramalan bintang. Kita boleh mendalami suatu ilmu keduniaan asalkan tidak mengubah status kita, yaitu hamba.. yang mempunyai kewajiban menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya.

Bermain-main itu asik ya, tapi jangan kemudian hal yang seharusnya bersifat sakral boleh dipermainkan. Apa itu? Hati. Karena menjadi laki-laki itu wibawanya ada pada amanah yang diembannya. Dia mempunyai amanah, bertanggungjawab atas 4 wanita di dunia, kemudian kelak di akhirat. Pertama, wanita yang melahirkannya: ibu. Kedua, wanita yang dilahirkan bersamanya: saudara perempuan. Ketiga, wanita yang ditakdirkan sebagai pasangan hidupnya: istri. Keempat, wanita yang dilahirkan dari istrinya: anak perempuan. Jadi, hatinya hanya boleh diisi keempat wanita tersebut. Wanita selain itu? Jangan kasih hati, ya. Kenapa kemudian saya menekankan seperti ini, terkesan terlalu was-was. Saya hanya mengingatkan khususnya pada diri sendiri, untuk jangan sampai terlalu ramah pada makhluk bernama perempuan. Tapi bukan berarti tidak memperlakukannya dengan baik, hanya saja ada koridor tertentu yang tidak boleh dilanggar. Semoga bisa dimaklumi, karena perempuan itu makhluk yang mengedepankan komunikasi emosional.. apa-apa pakai perasaan.

Dua paragraph diatas cukup untuk menggambarkan bahwa saya, alhamdulillah meskipun nggak punya mantan (serius, silakan cek jika ada yang berani mengaku mantan pacar saya), ternyata juga punya trauma masa lalu. Dari sana saya belajar, kemudian menemukan titik balik sampai menjadi siapa saya sekarang. Semua hal yang menurut kita tidak baik, ternyata setelah kita sadari beberapa waktu kemudian.. itulah cara terbaik yang sengaja ditunjukkan oleh-Nya agar kita menjadi lebih baik. Hanya saja, titik balik yang ditunjukkan oleh-Nya itu memerlukan perantara. Bisa jadi, poin utama yang ingin Allah sampaikan melalui mantan (bagi yang punya), adalah tentang pentingnya menjaga hati, menjaga kesucian diri, atau (maaf) virginity. Dan setelah si mantan pergi, ya sudah.. ikhlaskan karena minimal mereka sudah menjadi perantara, memberi satu pelajaran hidup pada kita (eh saya nggak termasuk nding). Bagaimana mengikhlaskan –yang katanya- cinta lama, agar tak bermetamorfosis jadi benci? Baik, siapapun orang di dunia ini.. sejahat-jahatnya penjahat pasti ada satu kebaikan yang diperbuat. Ambil maaf itu konsepnya mudah, yaitu ingat kebaikan, buang kejelekannya. Semakin banyak kita mengingat kebaikan seseorang, semakin mudah merelakan. Itu pesan yang saya ingat dari kajian Ustadz Hanan Attaki di Masjid Agung Trans Studio Bandung bulan Juni tahun lalu. Kalaupun belum juga membantu, silahkan berdoa pada Allah. Siapa yang berkuasa menumbuhkan cinta pada sesama makhluk-Nya? Hanya Dia. Maka, begitu juga Allah berkuasa mencabut rasa cinta itu.

Hijab vector niqab via pinterest.com

Step selanjutnya setelah mengikhlaskan masa lalu, adalah mendoakan masa depan. Bersyukurlah jika kini disibukkan dengan aktivitas kebaikan, dimudahkan untuk memahami ilmu agama. Karena insyaAllah itu tandanya kita akan ditakdirkan jadi orang baik. Dan mengutip QS An-Nur ayat 26 dijelaskan bahwa “..perempuan-perempuan baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula).” Mau ketemu jodoh yang baik tentu butuh banyak persiapan. Pengen punya kehidupan yang lebih baik juga butuh banyak persiapan. Tapi semua persiapan tadi juga butuh doa. Berdoa itu intinya ada 2: mengakui keagungan Allah, dan mengakui kerendahan kita sebagai hamba-Nya. Berdoa itu sebenarnya adalah merayu Allah. Bagaimana merayu Allah? Silakan mampir ke sekuel #BicaraJodoh lainnya tentang Merayu Sang Pemilik Hati. InsyaAllah akan dijelaskan lebih lengkap disana.

Semoga yang sedikit ini bermanfaat ya teman-teman. Terimakasih kepada pembaca yang menyempatkan baca sekuel tulisan #BicaraJodoh yang ketiga ini. InsyaAllah akan saya sambung lagi di lain kesempatan. Jangan lupa, selamat berdamai dengan mantan!

Comments

Popular posts from this blog

Bicara Jodoh: Merayu Sang Pemilik Hati

Sebungkus Nasi Rames Yang Mengantarku ke UGM

Kuliah Umum WikiNusantara 2019 bersama Ivan Lanin